Minggu, 07 Agustus 2016

"Naskah yang Hilang"



by Abdurrokhim

NARRATOR I (Mbak Ayuk)
DI DALAM MASA REVOLUSI, TELAH TERJADI PENJAJAHAN DI MANA PARA PENDUDUK PRIBUMI DISURUH BEKERJA PAKSA MEMBANGUN JEMBATAN, PERKEBUNAN, MAUPUN GEDUNG-GEDUNG, DAN TANPA UPAH! MEREKA DISURUH BEKERJA SIANG DAN MALAM TANPA HENTI.
(Romusha kelelahan lagi menyeka keringat dan istirahat.)
Jepang (Ghuvront) : Apa yang dilakukan orang itu!!! Suruh dia berdiri !!!
Jepang 2 (Irfan) : Hey, Kau! Lanjutkan pekerjaanmu !! Dasar pribumi malas banget Kaliiian!!
Romusha (Fikri) : Iya, Tuan..! Ampun Tuan.. Ampun..!
(Jepang/ Irfan/ menendang )
Romusha 2 (Apip) : Kumohon jangan sakiti dia...!
Jepang 1 (Ghuvront): Biarkan mereka kesakitan !!! Orang pribumi tak tahu diuntung! Mereka pantas mendapatkannya!!
Romusha (Wildan) : Ampun Tuan..  Ampun...Maafkan kami , kami cuma kelelahan.
Jepang (Irfan) : Cepat angkat batu itu!!! Kembali bekerja .. Beruntung kalian, kalau tidak sudah kuhabisi  kalian semua ..!!!

NARRATOR II (Mbak Ayuk)
AKIBAT SEMUA ITU, MAKA DIBENTUKLAH TENTARA UNTUK MENUMPAS SEMUA ITU. DIPIMPIN OLEH PANGLIMA BESAR JENDRAL SUDIRMAN. DENGAN TUJUAN MEMPERJUANGKAN HAK-HAK RAKYAT YAITU KEMERDEKAAN.
Soekarno (Lek Oking) : Aku tidak rela melihat penderitaan rakyat  saat ini, maka dari itu kita perlu membentuk pemuda-pemuda sukarelawan demi  memperjuangkan kemerdekaan.
Hatta (Mas Irul): Saya setuju  Pak Karno, kalau Jepang  (Dai Nipon) membentuk PETA sebagai embrio tentara nasional kita, lantas sebutan apa yang layak bagi pemuda PETA kita?
Soekarno (Lek Oking) : Tentara Nasional Indonesia, TNI ! Akan segera saya instruksikan kepada seluruh rakyat Indonesia.
LAGU : MAJU TAK GENTAR
Prajurit I (Zaki, Apip, Faka, Faza, Fikri, Gibran, Wildan) Sorak-sorak lalu... BARIS BERBARIS
Prajurit II (Icang/pemimpin) MASUK : Merdeka...?!       (SEMUA MENJAWAB MERDEKA)
Prajurit III (Abdul Khamid): Merdeka !!! Allohu Akbar!     (SEMUA MENJAWAB ALLOHU AKBAR)
Prajurit (Anjas): Merdeka atau mati!    (SEMUA MENJAWAB MERDEKA)
Prajurit (Fani) : Lebih baik mati di kalang tanah, daripada hidup dalam lingkungan penjajah.                  (SEMUA MENJAWAB MERDEKA)
Prajurit (Johan): Kita harus usir penjajah di negeri ini.   (SEMUA MENJAWAB MERDEKA)
Prajurit (Uman): Kemerdekaan adalah HAK SETIAP BANGSA!    (SEMUA MENJAWAB MERDEKA)

NARRATOR III (Mbak Ayuk)
MAKA SEJAK SEBELUM KEMERDEKAAN, SERING TERJADI PEPERANGAN. DIANTARANYA PERANG LIMA HARI DI SEMARANG. PERANG PUPUTAN MARGARANA DI BALI DIPIMPIN OLEH I GUSTI NGURAH RAI.
(Diperlihatkan para prajurit membawa pistol dan bambu runcing lari. Ke sana-ke mari dan terdengar suara-suara rentetan peluru.)
Prajurit TNI 1 (Icang): Tentara Nasional Indonesia mau mengibarkan Bendera Merah Putih di Hotel Yamato. Merah putih biru yang disobek, tinggal merah putih yang dikibarkan.
Prajurit TNI 2 (DulKhamid): Saya sanggup melaksanakannya, biarkan saya yang naik ke Hotel Yamato!
Prajurit TNI 3 (Fikri, dkk): Marilah kita bersama-sama masuk ke Hotel Yamato. Bersama-sama            majuuuuuuuuu.....!!!
Belanda (Yahya & Uyung): Jangan kalian sobek bendera kami !
                                Langkahi dulu mayat kami sebelum Kalian masuk ke hotel Yamato.
Belanda (Hyuda, Ghufront, Irfan, Mas Rudi): Peraaannnggg !!!

Kenalan sdikit,

Relawan (volunteer) adalah ia yang berjuang tanpa upah, bekerja dan berkarya secara bebas menurut kehendak hati nurani, sehingga jangan disuruh-suruh apalagi dimanfaatkan untuk kepentingan terselubung.

A.     
 Latar Belakang
1.       Mengurangi ketergantungan gadget pada anak.
2.       Perlunya ruang komunikasi yang sehat bagi pemuda.

B.      Visi dan Misi
1.        Membentuk manusia yang kretif, inovatif, dan berbudi luhur.
2.       Cerdas, humanis, dan berakhlak mulia.

C.      Struktur Organisasi Taman Baca Cahaya Pelangi
 (Periode Januari 2016 s.d ... )

Latar Belakang

Taman Baca "Cahaya Pelangi"... kreatif & beragam!

Kami hanya mengidam-idamkan, generasi di masa depan/ setelah kami, akan lebih baik daripada generasi kami. Biarkan kami yang rusak, biarkan kami yang menanggung semua penderitaan dan kepayahan ini.. Meskipun pribadi kami buruk, compang-camping, dan tak patut dijadikan teladan, namun kami punya harapan agar kelak adik-adik kami bisa lebih baik, mulia, dan lebih maju lagi dari pada generasi kami.
Kami melihat selama ini keberadaan anak sering tersisihkan di mata masyarakat, diusir kalau ada kegiatan apa-apa, dimarahi habis-habisan kalau salah sedikit, ditolak di masjid. Sementara, kalangan orang tua dirasa tidak mampu memberikan contoh budaya yang mendidik bagi anak.  Sering mereka memperlihatkan budaya yang negatif di depan anak secara langsung  seperti berkata kotor, mengumpat, tengKAR, merokok, dll sehingga anak cenderung menirunya (imitasi). Orang tua kurang  memfasilitasi bakat dan kreativitas yang dipunyai anak. Jika anak punya bakat tertentu, hendaknya bisa tersalurkan dan bisa dikembangkan terus, hingga anak menyadari bakatnya itu, merasa bahagia, dan bisa berguna bagi msa depannya kelak.
Kami getir akan kesenjangan antara ekonomi dan pendidikan. Di desa kami, masyarakat terasa begitu konsumtif (royal) untuk kebutuhan  pencuci mulut sehari-harinya( yang sekali habis) dan kemewahan bendawi yang kurang penting daripada menyisihkan sebagian uangnya untuk tujuan pendidikan yang lebih baik.  Karena sebenarnya, pendidikan merupakan investasi di masa depan. Mudah-mudahan kalau sudah besar nanti, kami bisa berkontribusi pada kemajuan desa baik itu sektor pendidikan maupun yg tak kalah penting: ekonomi. sehingga muncul ekonomi kreatif berbasis pedesaan. Artinya, pola kegiatan ekonomi yang berupaya mengangkat kekayaan dan kearifan lokal masyarakat dari desa kami, memfasilitasi, dan mengembangkan, untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Kelebihan masyarakat kami yaitu orang di sini gila-gila semua, dalam artian banyak orang pandai dan ahli dalam bidang tertentu baik itu teknis, otomotif, kerajinan, pengolahan makanan, dan kesenian. Namun masyarakat secara umum masih agak malu-malu untuk mengenalkan bakatnya itu. Dan masyarakat kami bingung cara marketingnya: kalau sudah bisa bikin produk, lalu bagaimana cara menjualnya agar laku?