Taman Baca "Cahaya Pelangi"...
kreatif & beragam!
Kami hanya mengidam-idamkan, generasi di masa
depan/ setelah kami, akan lebih baik daripada generasi kami. Biarkan kami yang
rusak, biarkan kami yang menanggung semua penderitaan dan kepayahan ini.. Meskipun pribadi kami buruk, compang-camping, dan tak patut dijadikan teladan, namun kami punya harapan agar kelak adik-adik kami bisa lebih baik, mulia, dan lebih maju lagi dari pada generasi kami.
Kami melihat selama ini keberadaan anak sering
tersisihkan di mata masyarakat, diusir kalau ada kegiatan apa-apa, dimarahi
habis-habisan kalau salah sedikit, ditolak di masjid. Sementara, kalangan orang
tua dirasa tidak mampu memberikan contoh budaya yang mendidik bagi anak. Sering mereka memperlihatkan budaya yang
negatif di depan anak secara langsung
seperti berkata kotor, mengumpat, tengKAR, merokok, dll sehingga anak
cenderung menirunya (imitasi). Orang tua kurang memfasilitasi bakat dan kreativitas yang
dipunyai anak. Jika anak punya bakat tertentu, hendaknya bisa tersalurkan dan
bisa dikembangkan terus, hingga anak menyadari bakatnya itu, merasa bahagia,
dan bisa berguna bagi msa depannya kelak.
Kami getir akan kesenjangan antara ekonomi dan
pendidikan. Di desa kami, masyarakat terasa begitu konsumtif (royal) untuk
kebutuhan pencuci mulut sehari-harinya(
yang sekali habis) dan kemewahan bendawi yang kurang penting daripada
menyisihkan sebagian uangnya untuk tujuan pendidikan yang lebih baik. Karena sebenarnya, pendidikan merupakan
investasi di masa depan. Mudah-mudahan kalau sudah besar nanti, kami bisa berkontribusi
pada kemajuan desa baik itu sektor pendidikan maupun yg tak kalah penting:
ekonomi. sehingga muncul ekonomi kreatif berbasis pedesaan. Artinya, pola
kegiatan ekonomi yang berupaya mengangkat kekayaan dan kearifan lokal masyarakat
dari desa kami, memfasilitasi, dan mengembangkan, untuk meningkatkan taraf
hidup orang banyak.
Kelebihan masyarakat kami yaitu orang di sini
gila-gila semua, dalam artian banyak orang pandai dan ahli dalam bidang
tertentu baik itu teknis, otomotif, kerajinan, pengolahan makanan, dan
kesenian. Namun masyarakat secara umum masih agak malu-malu untuk mengenalkan
bakatnya itu. Dan masyarakat kami bingung cara marketingnya: kalau sudah bisa
bikin produk, lalu bagaimana cara menjualnya agar laku?
Kami membutuhkan tempat komunikasi yang sehat
bagi pemuda lintas perspektif lintas pemahaman,apapun hobi/ kerjaanmu, biar
tidak ada "gap" di antara kita.. sehingga input wacana yang masuk,
proses, dan outputnya lebih mudah dan cepat terrealisasi. Sehingga tidak ada
rasa saling curiga-mencurigai. Dan setiap kegiatan berjalan dengan transparan,
tidak ada pembodohan, karena kami sebagai pemuda juga tidak lugu-lugu amat.
Maka, dibentuklah suatu taman baca masyarakat bernama Taman Baca Cahaya Pelangi. Cahaya memiliki muatan makna spiritual. Merupakan suatu upaya yang lebih untuk mencapai keluhuran hidup di desa dan di mana saja kami berada. Kami bisa mendapatkan kebahagiaan hidup dan juga bisa membahagiakan orang lain yang masih susah hidupnya. Pelangi, bahwa trnyata warna cahaya itu tdk cuma satu (kuning/putih), tapi beragam... sebagai tanda kreatif dan hidup yg penuh warna penuh gairah! Sehingga, di sini kami belajar untuk meluaskan cakrawala berpikir (weltanschauung) agar tidak cupet, belajar menghormati perbedaan yang ada, mengerti kondisi orang lain yang bersebrangan dengan kita. Meskipun itu sulit, tapi tak mengapa, karena perbedaan itu indah dan rahmat bagi semesta alam.
Bakat anak yang berbeda-beda harus dihargai dan
dikembangkan!
Di jaman serba modernitas ini, rasa-rasanya
pemuda terjebak dlm kesendirian dan kesusahannya sendiri. Padahal sebenarnya
yang dihadapi masalahnya sama)sehingga membutuhkan tempat ngopi dan diskusi
yang membebaskan !
Yang penting, kami bersama-sama selalu
menekankan agar diusahakan " independen" dalam setiap pergerakan,
tidak mudah didekte, disuruh-suruh, dan dipaksa tunduk padaa otoritas manapun.
Karena kami sukarelawan, tak ada yang bisa membayar kami, karena kami bekerja
dan berkarya menurut kehendak hati nurani yang bebas merdeka. Kami kritis,
partisipatif, dan terbuka pada kerjasama dari mana saja selama itu tak ada
kepentingan terselubung. Kami tengadahkan wajah dan jiwa kami pada tarikan
semesta yang meluaskan jiwa kami, pada donatur yang ikhlas-klas tanpa belenggu berat,
karena ini kerja sosial, bukan ?
#menyapasemesta . :D [by: madf]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar